SOPPENG - Proses belajar mengajar di SDN 20 Totakka kini semakin inovatif. Saharia Rahman, Kepala Sekolah SDN 20 Totakka, mengungkapkan bahwa para murid saat ini tengah menerima mata pelajaran matematika dengan topik pecahan. Yang menarik, metode pengajaran kali ini melibatkan penggunaan alat peraga alternatif yang dibuat dari kardus bekas.
Inovasi ini merupakan upaya sekolah dalam menciptakan proses belajar yang lebih menarik dan interaktif bagi para murid. Dengan alat peraga ini, diharapkan para murid dapat lebih memahami konsep pecahan secara visual dan praktis.
"Kami berusaha untuk membuat proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan mudah dipahami oleh para murid," ujar kepala sekolah SDN 20 Totakka Saharia Rahman.
"Dengan alat peraga ini, kami berharap para murid dapat lebih memahami konsep pecahan dan matematika secara umum."
Inovasi ini juga menunjukkan komitmen SDN 20 Totakka dalam memanfaatkan sumber daya yang ada sekaligus mengedukasi murid tentang pentingnya daur ulang. Kardus bekas yang biasanya menjadi limbah, kini dapat dimanfaatkan menjadi alat peraga yang bermanfaat dalam proses belajar mengajar.
Dengan inovasi ini, SDN 20 Totakka berharap dapat meningkatkan minat dan pemahaman murid terhadap matematika, serta menciptakan proses belajar yang lebih interaktif dan menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar